MIKROPLASTIK DAN DAMPAKNYA BAGI LINGKUNGAN SERTA KESEHATAN MANUSIA

 

sumber :https://cdn.hellosehat.com/wp-content/uploads/2022/03/a87d1a60-mikroplastik.jpg?w=828&q=75 

Halo teman-teman!

Selamat datang kembali di Blog-nya Wahyu!!

Kalian sadar ngga si, kalau sekarang banyak banget makanan ataupun barang-barang yang dibungkus dengan plastik? Plastik merupakan suatu pembungkus yang terbilang murah dan mudah untuk ditemukan. Maka dari itu, banyak orang yang memilih plastik sebagai pembungkus barang atau makanan. Plastik sekali pakai akan langsung dibuang dan menjadi sampah setelah digunakan. Sedangkan, plastik yang dapat di daur ulang akan diolah kembali dan digunakan sebagai produk daur ulang.

Meskipun plastik memiliki banyak manfaat untuk segi kemudahan dan efisiensinya, ternyata plastik juga menyimpan bahaya , loh!

Plastik membutuhkan waktu ratusan hingga ribuan tahun untuk dapat terurai. Sampah plastik yang terbuang ke lingkungan akan terpecah menjadi partikel-partikel kecil yang tak kasat mata. Partikel ini kemudian disebut dengan mikroplastik. Menurut Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional AS (NOAA) dan Badan Kimia Eropa, mikroplastik merupakan fragmen dari semua jenis plastik yang panjangnya <5 mm (0,20 inci). Mikroplastik dapat terbentuk akibat pelapukan plastik di lingkungan. Mikroplastik akan terakumulasi di udara, darat, maupaun di perairan. Mikroplastik bukan hanya terbentuk dari pelapukan sampah plastik saja. Mikroplastik dapat juga terbentuk pada kemasan plastik yang telah digunakan secara berulang-ulang.

Mikroplastik dapat terurai kembali menjadi bentuk yang lebih kecil yaitu nanoplastik. Nanoplastik memiliki ukuran yang sangat kecil yaitu kisaran 1 mm atau kurang dari 100 nm. Nanoplastik dianggap memiliki resiko untuk lingkungan dan kesehatan manusia. Nanoplastik yang terdapat di perairan dapat mengganggu ekosistem di air. Tanpa disadari, hewan-hewan yang hidup di air dapat mengonsumsi nanoplastik. Hewan-hewan laut seperti ikan akan ditangkap oleh nelayan dan dikonsumsi oleh manusia. Siklus ini menjadikan nanoplastik dapat masuk ke tubuh manusia dan membahayakan kesehatan manusia. Nanoplastik  terdapat juga di udara. Nanoplastik yang tersebar di udara dapat terhirup oleh manusia dan masuk ke jaringan-jaringan tubuh manusia. Hasil penelitian dalam jurnal The Guardian (2022), menyatakan bahwa untuk pertama kalinya telah ditemukan partikel mikroplastik di plasenta bayi yang bahkan belum lahir.

Selain itu, mikroplastik dan nanoplastik dapat menjadikan beberapa spesies hewan di laut terancam punah. Hal ini disebabkan oleh hewan-hewan yang mengkonsumsi nanoplastik ataupun mikroplastik akan mempengaruhi gen dan mungkin saja berpengaruh pada daya tahan tubuh hewan laut serta kelainan genetik.

Banyak sekali dampak yang ditimbulkan oleh sampah plastik yang kita gunakan. Beberapa hal yang dapat kita lakukan diantaranya yaitu :

1.      Mengurangi penggunaan plastik dalam keseharian. Penggunaan plastik sebagai wadah pembungkus dapat diganti dengan bahan pembungkus alternatif yang lebih aan untuk lingkungan. Pembungkus dapat juga diganti dengan wadah yang dapat dipakai berulang kali.

2.      Kelola sampah dengan baik. Sampah yang kita hasilkan dapat dipilah dan dibuah pada tempat yang seharusnya. Tidak membuang sampah secara sembarangan. Apabila terdapat sampah yang dapat di daur ulang, maka setorkan sampak ke pengepul sampah daur ulang.

3.      Edukasi dan Aksi. Edukasi mengenai bahaya yang ditimbulkan akibat sampah plastik dapat dilakukan dimulai dari lingkungan keluarga. Proses edukasi juga harus dibarengi dengan aksi, dimulai dari diri sendiri yaitu dengan cara menggunakan kemasan yang bukan sekali pakai ; penggunaan barang alternatif pengganti plastik; dan membuang sampah pada tempatnya.

 

Sumber :

Dewi, N. (2022). Studi Literatur Dampak Mikroplastik Terhadap Lingkungan. Jurnal Sosial Sains dan Teknologi 2 (2) : 239-250.

Hanif, K., Suprijanto, J., Pratikno, I. (2021). Identifikasi Mikroplastik di Muara Sungai Kendal, Kabupaten Kendal. Journal of Marine Research 10 (1) : 1-6.

Kompas. (2018). 5 Cara KurangiMikroplastik agar Kasus Paus Wakatobi Tak Terulang lagi. https://sains.kompas.com/read/2018/12/05/070500323/5-cara-kurangi-mikroplastik-agar-kasus-paus-wakatobi-tak-terulang-lagi?page=all  .

Li Yee, M., Wei Hii, L. King looi, C., Meng Lim, W., Fung Wong, S., Yih Kok, Y., Keat Tan, B., Yen Wong, C., Onn Leong, C. (2021). Impact of Microplastics and Nanoplastics on Human health. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7920297/.

https://cdn.hellosehat.com/wp-content/uploads/2022/03/a87d1a60-mikroplastik.jpg?w=828&q=75

 

 

Komentar