SUMBER DAN DAMPAK DARI EFEK RUMAH KACA (BAGIAN 3 DARI 4)
Halo teman-teman!
Selamat datang kembali di Blog-nya Wahyu.
Setelah pembahasan mengenai pengertian efek rumah kaca dan percobaan sederhana di artikel sebelumnya, pada artikel ini aku akan membahas mengenai sumber dan dampak dari efek rumah kaca.
Efek rumah kaca dapat terjadi akibat adanya gas-gas rumah kaca di
atmosfer bumi. Semakin tahun konentrasi gas rumah kaca di atmosfer semakin
besar. Hal ini mengakibatkan suhu bumi semakin menghangat. Gas-gas rumah kaca
yang dimaksud yaitu : karbon
dioksida (CO2), metana (CH4), dinitrogen monoksida/nitro
oksida (N2O), hydrofluorocarbons (HFCs), perfluorocarbons
(PFCs), sulphur hexafluoride (SF6), nitrogen trifluoride
(NF3), uap air (H2O) dan ozon (O3). Uap air
dan ozon merupakan gas gas yang secara alami terdapat di lapisan atmosfer.
Menurut hasil penelitian para ahli, gas karbon dioksida merupakan kontributor utama terhadap efek rumah kaca. Gas karbon dioksida memiliki konsentrasi yang cukup besar di atmosfer akibat berbagai sumber penghasil karbon dioksida yang ada di bumi. Berikut kontribusi gas rumah kaca terhadap terjadinya efek rumah kaca (Oliver & Peters, 2019) :
1. Gas karbon dioksida (CO2)
Gas karbon dioksida menjadi kontributor utama terhadap efek rumah kaca dengan persentasenya yaitu sebesar 72%. Sumber terbentuknya gas karbon dioksida sangat banyak. Bebebrapa sumber penghasil gas karbon dioksida yaitu pembakaran bahan bakar fosil (batubara, minyak bumi, gas alam), biomassa, industry semen, dan lainnya. Gas karbon dioksida secara alami diserap oleh tumbuhan hijau untuk proses fotosintesis. Akan tetapi, emisi gas karbon dioksida yang semakin besar menyebabkan konsentrasi gas karbon dioksida juga semakin meningkat akibat tidak dibarengi dengan jumlah tumbuhan hijau yang cukup untuk menyerapnya.
2. Gas Metana (CH4)
Gas metana menyumbang sebanyak 19% terhadap efek rumah kaca. Gas metana bersumber dari bidang peternakan, pertanian, produksi gas alam, produksi minyak bumi, penimbunan sampah organic, dan lainnya. Secara alami, gas metana memiliki waktu “hidup” salama kurang lebih 10 tahun. Setelah itu, gas metana akan berubah menjadi karbon dioksida dan air (gawpalu, tanpa tahun).
3. Gas dinitrogen monoksida/nitro oksida (N2O)
Gas nitro oksida menyumbang sebanyak 6% terhadap efek rumah kaca yang terjadi di bumi. Gas nitro oksida bersumber dari peternakan, penggunaan pupuk N sintetis, pembakaran bahan bakar fosil, dan lainnya. Gas nitro oksida secara berlebih dapat merusak lapizan ozon bumi. Secara alami, gas ini dapat muncul akibat aktivitas mikroba di hutan tropis basah dan kebakaran hujan (Samiaji, 2012). Gas nitro dioksida lebih banyak menyerap panas daripada karbon dioksida.
4. F-gases (HFCs, PFCs, SF6, NF3)
F-gases atau gas berfluorinasi merupakan gas buatan yang dipakai dalam produk sehari-hari. Kontribusi F-gases terhadap efek rumah kaca yaitu sebesar 3%. Sumber terbentuknya F-gases yaitu dari pendingin, aerosol, dan lainnya. Gas hidrofluorokarbon (HFCs) merupakan kelompok F-gases yang memiliki umur relative pendek, akan tetapi memiliki pengaruh yang cukup besar bagi iklim daripada F-gases yang lainnya. Sedangkan dua kelompok gas lainnya yaitu perfluorocarbon (PFCs) dan sulfur heksafluorida (SF6) dapat bertahan lebih lama di atmosfer yaitu selama ribuan tahun (Europe Commission, tanpa tahun).
Meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca di atmosfer dapat menyebabkan bumi semakin menghangat dan dapat berdampak buruk bagi kehidupan di bumi. Berikut dampak dari efek rumah kaca dalam kehidupan :
1. Perubahan Iklim yang drastis
Akibat dari semakin tinggi suhu di bumi, evaporasi air
juga semakin meningkat sehingga udara semakin lembab. Sedangkan pada beberapa
daerah akan mengalami kekeringan parah yang dapat berimbas pada kebakaran
hutan, gagal panen, dan kekurangan sumber air bersih, hingga kematian.
2.
Pemanasan
Global
Pemanasan global merupakan keadaan
dimana suhu permukaan bumi naik akibat intensitas efek rumah kaca yang semakin
meningkat. Dampak dari pemanasan global sangat luas dalam kehidupan. Pemanasan global
dapat memicu kekeringan, banjir, hilangnya keanekaragaman hayati, mengganggu migrasi
hewan, dan menjadikan iklim di bumi semakin ekstrem.
3.
Mencairnya
es di seluruh dunia
Efek rumah kaca salah satunya
berdampak pada mencairnya es di kutub dan mencairnya gletser di pegunungan. Hal
ini menjadikan permukaan air semakin meningkat sehingga dapat menenggelamkan pulau-pulau
kecil. Selain itu, gletser yang jatuh ke permukaan air laut dapat menimbulkan
erosi dan meningkatnya gelombang badai pantai.
4.
Berevolusinya
virus dan bakteri
Ledakan mirkoorganisme dapat
menyebabkan merebaknya penyakit yang semakin berevolusi dengan perubahan iklim
yang terjadi. Virus dan bakteri akan semakin kuat ketahanannya menyesuaikan
dengan iklim bumi.
Sumber :
Europe Commission. (tanpa tahun). Fluorinated Greenhouse Gases.
https://climate.ec.europa.eu/eu-action/fluorinated-greenhouse-gases_en
. Diakses pada tanggal 11 Juni 2023 pukul 22.25 WIB.
Gawpalu. (tanpa tahun). Methana. https://gawpalu.id/index.php/informasi/kimia-atmosfer/grk/methana
. Diakses pada tanggal 11 Juni 2023 pukul 21.39 WIB.
J. G. J.
Oliver and J. A. H. W. Peters, "Tends in Global CO2 and Total Greenhouse
Gas Emissions," PBL Netherlands Environmental
Assessment Agency, 2019.
Samiaji, T. (2012). Karakteristik Gas N2O (Nitrogen Oksida)
diatmosfer Indonesia. Jurnal Berita Dirgantara Vol.13.
https://www.lampost.co/upload/gletser-mencair-lebih-cepat.jpg
Komentar
Posting Komentar