SAMPAH ORGANIK PENYUMBANG PEMANASAN GLOBAL
Halo teman-teman!
Selamat datang kembali di
Blog-nya Wahyu!!
Kalian pernah ngga sih, udah
kalap banget pengin makan banyak eh pas mulai makan malah gampang banget
kenyang? Alhasil, makanan yang udah kita ambil jadi ngga habis, deh.
Ternyata kalau kita terlalu
sering membuang sisa makanan yang tidak habis, kita turut menyumbang pemanasan
global loh. Kok bisa? Yuk, kita bahas.
Sisa makanan yang kita buang termasuk
dalam sampah organik, loh. Selain sisa makanan, contoh sampah organik lain
yaitu sayur yang tidak terolah, buah yang tidak terkonsumsi, dedaunan yang
jatuh dari pohon, kotoran ternak, dan sampah-sampah lain yang berasal dari
sisa-sisa kebutuhan rumah tangga atau sisa-sisa bagian makhluk hidup yang bisa
di daur ulang menjadi bentuk lain. Bedasarkan data dari Sisitem Informasi
Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), komposisi sampah sisa makanan di Indonesia
pada tahun 2022 mencapai 41,5% dan merupakan penyumbang komposisi sampah
terbesar.
Umumnya, sampah organik dapat
dimanfaatkan menjadi pupuk kompos. Faktanya, tidak semua sampah organik terolah
menjadi kompos. Banyak sampah organik yang tercampur dengan sampah-sampah plastik
dan sampah lainnya yang menyebabkan sampak organik sulit untuk dikumpulkan.
Sampah-sampah organik yang telah tercampur kemudian akan terkumpul di TPA dan
akan mengalami proses dekomposisi secara anaerob. Proses dekomposisi ini yang
menimbulkan sampah menjadi panas dan berbau busuk. Selain itu, proses
dekomposisi sampah organik akan menghasilkan gas-gas yang dapat menyebabkan
efek rumah kaca. Gas tersebut meliputi gas karbon dioksida (CO2), gas metana (CH4),
dan gas hasil dekomposisi lainnya. Pelepasan gas secara tidak terkendali ke
lapisan atmosfer dampat memberikan dampak buruk salah satunya yaitu pemanasan
global.
Metana merupakan gas yang
memberikan dampak besar dalam efek rumah kaca. Gas metana mempunyai potensi 21
kali lebih besar dibandingkan dengan gas karbondioksida. Akan tetapi, usia gas
metana di atmosfer cukup cepat yaitu sekitar 10 tahun. Meningkatnya gas metana
di atmosfer dapat menyebabkan pemantulan kembali radiasi sinar matahari ke
permukaan bumi semakin besar. Hal ini lah yang menyebabkan terjadinya pemanasan
global.
Oleh karena itu, kita perlu
menjaga bumi kita agar terminimalisir dari pemanasan global. Yuk, mulai
sekarang habiskan makananmu, jangan menyisakan makanan, dan juga lakukan pengelola
sampah organik dengan bijak!
Terima kasih.
Sampai jumpa di artikel
selanjutnya^^
Sumber :
Rarastry, A. (2016). Kontribusi
Sampah Terhadap Pemanasan Global. Kalimantan : Pusat Pengendalian Pembangunan
Ekoregion Kalimantan, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Puger, I. (2018). Sampah Organik,
Kompos, Pemanasan Global, dan Penanaman Aglaonema di Pekarangan. Jurnal Agro
Bali (Agricultural Journal) 1 (2) : 127-136.
https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_1024/v1512382300/zuyogkvsawlh3nycr1sa.jpg
Komentar
Posting Komentar